Jumat, 06 November 2009

Dikeluhkan Layanan Pasien Miskin RS dr.Soedono


KRC, TRENGGALEK –
Dugaan adanya oknum karyawan yang memproyek pasien persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedomo, Trenggalek, ternyata tak direspon oleh pimpinan rumah sakit tersebut. Bahkan tak ada teguran terhadap oknum karyawan yang dinilai merugikan pasien dari keluarga miskin itu.

Hal ini diungkapkan Humas RSUD dr. Soedomo, Edy Wiyono. Dikatakan dia, pihaknya belum bisa mengambil langkah apapun terkait adanya dugaan dari oknum karyawan yang memafaatkan pasien miskin. "Kami belum bertemu dengan staf maupun kepala bidang terkait adanya informasi tersebut,"kata Edy kemarin

Menurut rencana, lanjut Edy, akan diadakan pertemuan antara kepala bidang perawatan serta kepala bidang pelayanan medik. Karena, kedua bidang itu yang langsung berkaitan dengan oknum karyawan tersebut, atau bagaimana praktik di lapangan selama ini.

Namun kapan pertemuan itu dilakukan, Edy mengaku belum bisa memastikan waktunya. "Kami belum mengetahui. Sebab saya saat ini masih berada di Bandung, ada acara penyusunan anggaran keuangan bersama departemen kesehatan hingga senin mendatang," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan melalui telephone selulernya.

Yang pasti, menurut Edy Wiyono, kebijakan untuk merekomendasikan membeli peralatan persalinan seperti grita, under pet, dan perlak kepada pasien miskin, dengan merujuk ke toko tertentu itu salah. Apalagi, ketika itu disinyalir harga yang dijual di toko tersebut lebih mahal dari harga umumnya. Semetara barang yang dijual di toko tersebut dipasok dari dalam rumah sakit. "Itu semua masih belum mengetahui kebenarannya. Lihat saja nanti, jika sudah ada petemuan," tegas Edy, yang juga menjabat sebagai Kepala Tata Usaha RSUD dr. Soedomo itu.

Meski begitu, dia menambahkan, jika memang benar-benar ada, berarti sangat merugikan lembaga publik yang melayani jasa kesehatan itu sendiri. Hanya karena perbuatan oknum tertentu bisa merusak citra rumah sakit ini.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek, Ahmad Jauzi Turseno, dikonfirmasi mengaku belum bisa banyak berkomentar tentang adanya dugaan memproyek pasien miskin ini. Sebab, menurut dia, masih dipelajari apakah memang kasus tersebut ada kebenarnya.

Seperti diberitakan kemarin, karyawan rumah sakit diduga memproyek pasien di dalam ruang pelayann persalinan. Modusnya, oknum karyawan tersebut bekerja sama dengan toko yang berada tak jauh dari rumah sakit ini. Dengan cara memberi secarik kertas untuk membeli perlengkapan saat persalinan, seperti grita, under ped (penampung darah), dan duk (perlak).

Sementara itu, untuk barang-barang tersebut di stok oknum karyawan rumah sakit itu sendiri. Untuk harganya pun lebih mahal dari harga jual di pasaran umumnya, selisih.(adb)

Tidak ada komentar: