Selasa, 05 Februari 2008

Di Tuding Mark up Bendaharawan Berurusan Dengan Polisi



KRC,TULUNGAGUNG -

Sri Utami bernasib sial, Kemarin, warga Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir itu dijebloskan tahanan. Dia resmi menjadi tersangka tunggal dugaan penggelembungan dana pinjaman anggota PGRI Sumbergempol ke BRI setempat. Selain itu, wanita usia 40 tahunan itu juga dicopot dari jabatannya, yakni bendahara gaji guru cabang Dinas Pendidikan Sumbergempol. Penetapan status tahanan atas Sri Utami disampaikan Kapolsek Sumbergempol AKP Rohadi. Pencopotan jabatan Sri Utami disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung Maryoto Birowo. Sejak digelandang menuju ruang penyidik polsek pada Jumat (1/2) tersangka terus diperiksa secara intesif. Sri Utami bahkan harus menginap semalaman untuk menuntaskan proses penyidikan. "Ya, siangnya kami harus melakukan pendalaman ulang atas hasil penyidikan sebelumnya. Sore tadi (kemarin, red) sekitar pukul 17.00 tersangka resmi kami tahan," terang AKP Rohadi. Sri Utama bakal dijerat pasal 374 KUHP tentang tindak pidana penggelapan dengan memanfaatkan jabatan dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara.Untuk memperkuat hasil penyidikan, lanjut Rohadi, total sudah 10 saksi dimintai keterangan polisi. Mulai dari kesaksian sejumlah korban, rekan kerja tersangka di bagian bendahara Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Sumbergempol maupun saksi ahli dari BRI setempat. "Hasilnya semua memberatkan tersangka," lanjut mantan Kapolsek Ngunut ini tegas. Namun, Rohadi buru-buru mengklarifikasi bahwa pihaknya tetap mengedepankan azas praduga tidak bersalah. Artinya, meski Sri Utami telah ditetapkan sebagai tersangka tunggal dan ditahan, vonis atas tuduhan tindak pidana penggelapan baru akan ditentukan melalui sidang di pengadilan. "Segera setelah penyidikan rampung, berkas akan kami kirim ke kejaksaan untuk ditindaklanjuti. Tapi sementara ini penyidik masih membutuhkan keterangan beberapa saksi tambahan," ujarnya.Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Jumat (1/2) lalu puluhan guru melurug Kantor Cabang Dinas Sumbergempol. Di sana para guru ini meminta dipertemukan dengan bendahara gaji Sri Utami. Selain untuk mengambil gaji, juga mempertanyakan tentang dugaan jumlah pinjaman guru anggota PGRI ke BRI yang digelembungkan. Besarnya pinjaman itu tak sesuai dengan plafon yang diajukan semula. Contohnya, seorang guru yang awalnya mengajukan pinjaman Rp 20 juta, tetapi oleh Sri Utami justru dibesarkan saat realisasi di perbankan. "Ini kan penipuan. Kami merasa dirugikan," ujar seorang guru.Kedatangan para guru waktu itu sempat menimbulkan kericuhan. Akhirnya, persoalan itu diselesaikan oleh polsek. Sekitar pukul 17.30, Sri Utami dibawa ke mapolsek. Keterangan yang berhasil diperoleh koran ini dari beberapa sumber anggota PGRI menyebut sedikitnya ada 70 guru yang dicatut Sri Utami untuk menarik pinjaman ke BRI. Modusnya dengan menggelembungkan besar pinjaman yang diajukan guru/anggota PGRI ke Bank BRI. Besar mark up yang dilakukan warga Jabon, Kalidawir itu konon mencapai ratusan juta rupiah. Total pinjaman yang ditanggung 70 guru di lingkungan Dinas Pendidikan Sumbergempol sendiri menurut catatan di BRI ada sekitar Rp 500-an juta. Dari jumlah itu, yang resmi menjadi piutang 70 guru Sumbergempol diperkirakan cuma Rp 300 - Rp 350-an juta. Selebihnya merupakan tanggungan ’utang’ Sri Utami yang dibebankan ke 70 guru tadi. "Kasus ini baru terbongkar saat Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumbergempol Pak Jaenal Abidin menanyakan jumlah guru yang berutang ke bank. Bukannya segera dijawab, bendahara dinas Sri Utami malah tidak masuk kerja dengan alasan sakit. Dari situlah semua tindak kejahatan Bu Sri terbongkar," tutur salah seorang sumber Ratu di PGRI Sumbergempol. Sayang, penanganan kasus ini terkesan berlarut-larut. Ini juga tidak lepas dari sikap kurang proaktif yang ditunjukan bendahara Sri Utami yang tidak masuk kerja hingga dua bulan. Baru awal Mei 2007 wanita berumur 45 tahun itu masuk lagi dan langsung mengikuti proses sidang internal. Hasilnya, di hadapan Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung Marwoto Birowo maupun Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumbergempol Zaenal Abidin dia berjanji sanggup mengembalikan seluruh tanggungan utang yang di-mark up-nya. "Ya masalah ini sudah kita coba selesaikan dengan pendekatan kekeluargaan. Hasilnya, saudara Sri Utami sudah menyatakan sanggup untuk mengembalikan," terang Marwoto Birowo saat itu. Sementara Kancabdin Kec. Sumbergempol Drs. H. Qomarudin,MM mengatakan bahwa kasus bendaharawan Sri Utami sudah ditangani polisi, yah kita ikuti aja aturan hukum yang berlaku (adb)

Jumat, 11 Januari 2008

Ny.Garjati Heru Tjahyono Istri Bupati Pimpin Tanam Pohon

KRC, Tulungagung
Peringatan Hari Ibu yang jatuh tanggal 22 desember 2007 kemarin di Tulungagung masih berlanjut, terbukti Tim Penggerak PKK Kabupaten dalam memperingati hari ibu ini pada jum’at 4 januari 2007 menyelengarakan rangkaian peringatan hari ibu yang ke 79 tahun 2007 dan kesatuan gerak PKK ke 35 dengan bentuk aksi penanama pohon yang dipimpin langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tulungagung Garjati Heru Tjahjono, MM.
Kegiatan aksi yang dipusatkan Lapangan SMA I Boyolangu ini diikuti oleh seluruh siswa SMAN I Boyolangu dan SMPN I Boyolangu serta dihadiri oleh Kepala Dinas / Badan/ Kantor lingkup Pemkab Tulungagung, Anggota PKK Kabupaten, Karyawan - Karyawati lingkup Dinas Pendidikan, dan para Anggota GOW se Kabupaten Tulungagung.
Pelanksanaan penanaman pohon yang didahului dengan upacara dan penyerahan bibit pohon dan bingkisan kepada para pesuruh sekolah SMP I dan SMA I Boyolangu secara simbolis kepada 11 orang oleh Ketua Tim penggerak PKK Kabupaten Tulungagung ini berlangsung sukses meski diterpa hujan.
Ketua pelaksana kegiatan ibu Tato Widodo dalam sambutan laporanya mengatakan bahwa sebagai mana yang diketahui bersama bahwa apa yang terjadi pada saat ini bahwa dampak dari perubahan iklim sekarang sudah kita rasakan akibatnya,, kondisi lingkungan yang rusak telah membawa kesengsaraan bagi masyarakat mengakibatkan bencana banjir tanah longsor dan lain sebagainya, mengatasi kondisi seperti sekarang ini maka kami para ibu dan segenap komponen organisasi wanita merasa terpanggil untuk ikut berperan serta mencegah agar kerusakan alam dapat dicegah bahkan bisa diperbaiki, sejalan dengan maksud tersebut maka dalam rangka memperingati hari ibu dan hari kesatuan gerak PKK tahun 2007 kami mengadakan berbagai bakti sosial satu diantaranya adalah gerakan kebersihan dan penghijauan lingkungan sekolah, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan perempuan tanam dan pelihara pohon yang telah dilaksanakan pada tanggal 1 desember 2007, adapun mengenai pel;aksanaak kegiatan selengkapnya di laporkan sebagai berikut : dasar kegiatan adalah program kerja panitia peringatan hari ibu dan kesatuan Gerak PKK tingkat Kabupaten Tulungaung tahunn 2007, Nama kegiatan adalah gerakan kenersihan dan penghijaun di lingkungan sekolah, waktu pelaksanaan hari jum’at tanggal 4 januari 2008. sararan SMU negeri Boyolangu, peserta kegiatan adalah organisasi wanita yang tergabung dalam GOW kabupaten tulungagung, PKK Kabupaten Tulungagung dan Penggerak PKK Kecamatan Boyolagu, Panitia peringatan Hari ibu. Untuk jenis tanaman yang ditanam adalash a untuk smu boyolagu pohon glodog 140, sikap botol 10 batang, sawo manila 10 batang, mangga (adb)

Tikus Meraja Lelah Serang 750 Hektar Lahan sawah

KRC, TULUNGAGUNG -
Hama tikus yang ’menyerang’ persawahan enam desa di Kecamatan Boyolangu, membuat petani gerah. Kemarin, menjelang memasuki musim tanam, mereka serentak membasmi hewan pengerat tanaman padi. Tikus-tikus itu ditangkap kemudian dibakar untuk makanan ikan lele. Cara basmi oleh petani Desa Wajaklor, Wajakkidul, Serut, Sanggrahan, Pucung dan Boyolangu itu masih tergolong konvensional. Mereka tidak menggunakan obat atau racun pembasmi tikus. Tapi ramai-ramai menangkap tikus yang sembunyi di dalam lubang tanah. Dengan menggunakan alat seadanya mulai dari cangkul, besi batangan, kayu dan bambu mereka berlomba memburu tikus yang selama ini sering merugikan petani. Wilayah gerebekan terutama difokuskan di pematang sawah dan tepian irigasi sungai. Di tempat relatif basah ini biasanya tikus bersembunyi. Yaitu dengan berlindung di dalam liang berkedalaman antara 1010-50 sentimeter. Untuk menemukan tikus buruannya, petani harus mencangkul lubang atau menyiramkan air sungai ke mulut liang tempat persembunyian. "Kami tidak bisa membiarkan hama tikus semakin berkembang biak dan merusak bibit padi yang saat ini sudah memasuki musim tanam," kata Joko Saptomo, Sekdes Wajaklor. Hasilnya gerebakan itu lumayan menggembirakan. Petani mendapat hasil tangkapannya hingga ratusan ekor. Tikus-tikus itu dikumpulkan. Agar tidak lari, kumpulan tikus tu untuk dikubur dalam tanah, lantas kalau sudah banyak dibakar. "Sudah dua bulan ini serangan hama tikus muncul. Beruntung saat itu tanaman palawija petani sudah memasuki masa panen," tutur Sariman, salat satu petani Wajaklor yang kemarin ikut gerebekan. Diketahui, luas areal sawah yang terserang hama tikus di enam desa itu ditaksir mencapai 750 hektare. Hampir bersamaan, ratusan petani bersama perangkat desa setempat melakukan operasi pembasmian tikus mulai pukul 07.30 hingga selesai. Sejak wabah tikus mulai muncul dua bulan lalu, operasi ’gerebekan’ baru pertama kali kemarin dilakukan. Karena tidak mungkin sekaligus membasmi tikus secara keseluruhan, petani dipandu aparat masing-masing berencana untuk melakukan gerebekan secara rutin. Minimal 2 atau 4 minggu sekali dengan harapan serangan hama tikus bisa diminimalisir sekecil mungkin.(adb)

Rombongan DPR RI Sidak Tulungagung

KRC, Tulungagung
Sebuah industri pengelola batu yang terletak di Dusun Campur Kuntul Desa Campurdarat Kabupaten Tulungagung yaitu CV Java Stone, pada hari jum”at 4 Januari 2008 sekitar pukul 15.00 telah dikunjungi Ketua DPR RI Agung Laksono berserta rombongan. Kegiatan Kunjungan bertujuan untuk melihat dari dekat tentang industri kerajinan rakyat yang cukup menarik dan bersilaturahmi dengan pengusaha batu marmer dan tokoh masyarakat serta pemuda di Kecamatan Campurdarat.
Kunjungan Ketua DPR RI itu diikuti sekitar 25 orang dan diterima oleh Adriyanto manager marketing yang membuat berbagai perabotan dari batu, baik batu marmer maupun batu kali. Nampak hadir pada kesempatan itu: Anggota DPR RI , Dr. H Sunaryo Ketua Dewan perwakilan Daerah Golkar Propinsi Jawa Timur.
Kegiatan berlangsung sekitar 30 menit ini juga disambut antusias oleh para karyawan, terbukti begitu rombongan yang menaiki bus tiba, para karyawan yang sejak pagi bekerja menunjukan semangat kerja yang tinggi dihadapan para Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar. Diwajah para karyawan nampak sedikit ketegangan ketika Agung mendekati serta bertanya kepada mereka mengenai bagaimana cara pengolahan batu yang demikan bagus sehingga bisa menghasilkan sebuah benda yang bisa di ekspor ke laur negeri.
CV Java stone yang berkantor di Desa Pojok Kecamatan Campurdarat ini Direktur Perusahaan adalah: Bondan Wiratmoko, SH dan menurut penjelasan Manager Marketing Adriyanto sekitar berdirinya pabrik hingga pemasaran hasil produk, mengatakan bahwa CV tersebut berdiri sejak tahun 2000 lalu dan mulai diakui legalitasnya mulai tahun 2006.
CV yang bergerak dalam bidang industri penghasil bahan dari batu, dalam setiap harinya memproduksi bak mandi, wastafel, mosaik, dan wolling yang kesemuanya berasal dari bahan dasar batu, sedangkan pemasaran menurut pria yang berambut panjang itu, tujuan pemasaran selama ini di eksport ke berbagai Negara seperti Eropa, Australia, dan sebagian lagi ke Asia tenggara.
Lebih lanjut Adriyanto menjelaskan selama ini di kantornya mempunyai pekerja: 9 Orang atministrasi dan pekerja borongan yang berada di dalam pabrik sekitar 30 orang serta pekerja borongan yang ada diluar pabrik ada sekitar 200 orang.
Uuntuk bahan baku selama ini diambilkan dari daerah Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Blitar.
Berhubung bahan dasar adalah batu yang berasal dari gunung maka dalam menjalankan kegiatanya apalagi di musim Hujan seperti sekarang ini menurutnya menemui banyak kendala, sehingga produksi tidak bisa Optimal, tentunya membawa dampak para pekerja dalam kegiatanya juga tidak bisa optimal.
Terkait dengan adanya permodalan sebagai factor utama pengerak perekonomian perusahaan ini maka Adriyanto juga berharap kepada pemerintah untuk bisa membantu permodalan dan pemasaran secara Export Langsung,” tidak seperti sekarang ini yaitu perusahaan dalam mengexport usahanya melalui pihak ke tiga. ( adb/nug ).