Jumat, 11 Januari 2008

Tikus Meraja Lelah Serang 750 Hektar Lahan sawah

KRC, TULUNGAGUNG -
Hama tikus yang ’menyerang’ persawahan enam desa di Kecamatan Boyolangu, membuat petani gerah. Kemarin, menjelang memasuki musim tanam, mereka serentak membasmi hewan pengerat tanaman padi. Tikus-tikus itu ditangkap kemudian dibakar untuk makanan ikan lele. Cara basmi oleh petani Desa Wajaklor, Wajakkidul, Serut, Sanggrahan, Pucung dan Boyolangu itu masih tergolong konvensional. Mereka tidak menggunakan obat atau racun pembasmi tikus. Tapi ramai-ramai menangkap tikus yang sembunyi di dalam lubang tanah. Dengan menggunakan alat seadanya mulai dari cangkul, besi batangan, kayu dan bambu mereka berlomba memburu tikus yang selama ini sering merugikan petani. Wilayah gerebekan terutama difokuskan di pematang sawah dan tepian irigasi sungai. Di tempat relatif basah ini biasanya tikus bersembunyi. Yaitu dengan berlindung di dalam liang berkedalaman antara 1010-50 sentimeter. Untuk menemukan tikus buruannya, petani harus mencangkul lubang atau menyiramkan air sungai ke mulut liang tempat persembunyian. "Kami tidak bisa membiarkan hama tikus semakin berkembang biak dan merusak bibit padi yang saat ini sudah memasuki musim tanam," kata Joko Saptomo, Sekdes Wajaklor. Hasilnya gerebakan itu lumayan menggembirakan. Petani mendapat hasil tangkapannya hingga ratusan ekor. Tikus-tikus itu dikumpulkan. Agar tidak lari, kumpulan tikus tu untuk dikubur dalam tanah, lantas kalau sudah banyak dibakar. "Sudah dua bulan ini serangan hama tikus muncul. Beruntung saat itu tanaman palawija petani sudah memasuki masa panen," tutur Sariman, salat satu petani Wajaklor yang kemarin ikut gerebekan. Diketahui, luas areal sawah yang terserang hama tikus di enam desa itu ditaksir mencapai 750 hektare. Hampir bersamaan, ratusan petani bersama perangkat desa setempat melakukan operasi pembasmian tikus mulai pukul 07.30 hingga selesai. Sejak wabah tikus mulai muncul dua bulan lalu, operasi ’gerebekan’ baru pertama kali kemarin dilakukan. Karena tidak mungkin sekaligus membasmi tikus secara keseluruhan, petani dipandu aparat masing-masing berencana untuk melakukan gerebekan secara rutin. Minimal 2 atau 4 minggu sekali dengan harapan serangan hama tikus bisa diminimalisir sekecil mungkin.(adb)

Tidak ada komentar: